SMK Prakarya Internasional berhasil menghemat pemakaian listrik dengan memasang pembangkit listrik tenaga surya. Bekerja sama dengan Powertech Asia Ltd New Zealand, SMK Prakarya Internasional menjadi satu dari dua sekolah di Indonesia yang memiliki PLTS.
PLTS ini dibangun oleh siswa-siswa yang tergabung dalam kegiatan ekstrakulikuler Solar School. Powertech Asia Ltd New Zealand memberi pelatihan penguasaan teknologi untuk mengoperasikan PLTS. Sementara semua alat dan perlengkapan yang diperlukan disediakan oleh perusahaan yang merancang dan mendistribusikan komponen elektronik itu. Selain di SMK Prakarya Internasional, kerja sama serupa dilakukan dengan sekolah di Jakarta.
Salah satu anggota tim Solar School, Sutan Hasannudin mengatakan, PLTS yang dibuat terdiri dari 20 panel surya yang menghasilkan listrik 4.000 Watt dan berkekuatan 12 Volt. “Sebenarnya kebutuhan satu kampus kami mencapai 15.000 Watt. Jadi ini bukan mengganti tetapi menghemat pemakaian listrik kami,” kata siswa kelas XII itu usai peresmian program Sekolah Hemat Energi di kampus SMK Prakarya Internasional di Jalan Inhoftank Kota Bandung, Selasa, 4 September 2018.
Ia menjelaskan, selain untuk sekolah sebagian listrik yang dihasilkan juga dibagi untuk masyarakat sekitar. Jumlahnya sekitar 25-50% listrik yang dihasilkan. Sutan menjelaskan, kinerja PLTS ini bisa dipantau. Berapa listrik yang sudah dihasilkan dan kinerja pembangkit bisa diketahui. PLTS ini beroperasi mulai pukul 06.00 sampai 18.00. Penggunaan tenaga surya, kata dia, berkontribusi pada lingkungan yang lebih baik. Jumlah karbondioksida nitrogen oksida bisa dikurangi.
“Penghematannya setara dengan pemakaian listrik selama 177 hari. Sama dengan 4,7 komputer yang dinyalakan selama satu tahun,” jelas Sutan.
Anggota tim lainnya Aris Zulham mengatakan, selama dua bulan mereka merakit komponen PLTS ini. Akhirnya pada awal Agustus PLTS bisa mulai dioperasikan.”Ini pertama kali kami mempraktikkan semua ilmu soal solar cell,” katanya.
Peralatan
CEO Powertech Asia Ltd New Zealand Hamish Littin mengatakan, semua peralatan disedaiakan oleh perusahaannya sebagai bentuk CSR. Sekolah tak perlu mengeluarkan biaya. Ia mengatakan, sebisa mungkin menekan penggunaan produk impor. Jika ada produk lokal, maka itu yang digunakan. Jika tida, baru menggunakan produk impor.
“Yang paling signifikan, kami mengajarkan teknologi ini kepada siswa di sini. Mereka adalah pemimpin masa depan dalam hal energi terbarukan,” ujarnya.
Ia mengaku terkesan dengan kemampuan siswa-siswa SMK Prakarya Internasional. Mereka memiliki kemampuan teknik yang baik. “Kami sangat puas dan bangga,” ujarnya.
Kepala Sekolah SMK Prakarya Internasional Agus Tubagus Azis mengatakan, panel surya ini diharapkan bisa menjadi produk dari teaching factory yang dimiliki sekolah. Harapannya produk serupa bisa diperbanyak dan disebarkan ke lembaga-lembaga yang memerlukan.
Kepala Dinas Pendidikan Jawa Barat Ahmad Hadadi mengatakan, program seperti ini menjadi salah satu wujud revitalisasi SMK. Ia melihat suda ada link and match dengan industri. “Ini bisa menguatkan kompetensi siswa, dalam hal ini kompetensi di teknologi terbarukan,” ujarnya.
Sumber : pikiran-rakyat
Beri Komentar