Info Sekolah
Selasa, 08 Okt 2024
  • Segenap Guru dan Tenaga Kependidikan SMKN 1 Binuang mengucapkan "Selamat dan sukses bagi Peserta didik yang telah menyelesaikan pendidikan di SMKN 1 Binuang TP 2021/2022,"

Kemendikbud Revitalisasi 350 SMK pada 2019

Diterbitkan : - Kategori : Artikel Umum / Berita Sekolah / Pendidikan

JAKARTA, (PR).- Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan akan merevitalisasi sebanyak 350 Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) pada 2019. Jumlah tersebut lebih banyak ketimbang tahun ini yang sebanyak 219 SMK. Program percepatan peningkatan kualitas tersebut akan menghabiskan dana sekitar Rp 1 triliun.

Direktur Pembinaan SMK, Direktorat Pendidikan Dasar dan Menengah Kemdikbud, M. Bakrun mengatakan, kebutuhan dana tersebut dihitung berdasarkan kebutuhan revitalisasi pada bidang infrastruktur. Antara lain untuk membangun laboratorium, teaching factory, ruang kelas baru dan peralatan pendukung kegiatan praktik dan belajar. Menurut dia, setiap sekolah akan mendapat dana berbeda tergantung kebutuhan masing-masing.

Ia mencontohkan, untuk merevitalisasi SMK jurusan animasi, biaya yang dibutuhkan sekitar Rp 3-5 miliar. Sedangkan untuk jurusan kemaritiman tak kurang dari Rp 15 miliar. Pemerintah memprioritaskan 5 jurusan yang akan direvitalisasi, yakni maritim, pariwisata, pertanian, industri kreatif dan teknologi. “Sesuai dengan program Nawacita presiden,” ucap Bakrun di Kantor Kemendikbud, Jakarta, Rabu 15 Agustus 2018.

Kendati demikian, karena kesiapan fiskal negara yang terbatas, dana revitalisasi untuk setiap SMK pada tahun depan tak akan mencapai puluhan miliar per sekolah. Bakrun mengaku masih menghitung besaran insentif yang akan digelontorkan kepada masing-masing SMK. “Kami juga terus berusaha mengajak dunia usaha dan industri untuk mau membantu program ini. Saat ini, partisipasi dunia usaha dan industri yang konkret bantu seperti membangun laboratorium masih di bawah 10 persen dari total 13.900 SMK,” katanya.

Program revitalisasi SMK sesuai dengan Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun 2016. Bakrun mengatakan, revitalisasi tidak hanya berupa perbaikan sarana dan prasarana sekolah, tetapi juga membenahi kompetensi guru dan tenaga kependidikannya. Pasalnya, kualitas guru sangat menentukan tercapai atau tidaknya target peningkatan kompetensi lulusan SMK.

“Setiap tahunnya, SMK meluluskan 10.000 siswa. Jumlah yang sangat sedikit dibandingkan dengan kebutuhan dunia usaha dan industri yang setiap tahun membutuhkan 70.000 lulusan SMK. Dari 10.000 itu, yang tersertifikasi hanya 1.350 siswa. Tersertifikasi artinya kompetensinya memenuhi standar atau relevan dengan dunia usaha dan industri,” kata Bakrun.

Gandeng ribuan industri

Program revitalisasi SMK menggandeng sebanyak 3.574 industri. Terutama industri yang bergerak pada bidang otomotif, pariwisata, industri kreatif dan kemaritiman. Mendikbud Muhadjir Effendy mengatakan, peta jalan revitalisasi SMK mendorong terjadinya hubungan yang baik antara dunia pendidikan dan industri.

“Tujuh persen kurikulum SMK itu yang menentukan industri. SMK harus punya hubungan kerja sama yang erat dengan industri. Sampai dengan 2017, kami telah melatih 12.740 guru agar menjadi guru produktif, merekrut 15.000 guru Program Keahlian Ganda,” ucap Muhadjir.

Ia menuturkan, kurikulum SMK diselaraskan dengan kebutuhan dunia usaha dan dunia industri dan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI). Menurut dia, pemerintah akan terus menjaring industri yang relevan dengan program revitalisasi. Pasalnya, saat ini, serapan lulusan SMK terhadap dunia industri terus meningkat.

“Relevansi kompeten lulusan SMK dengan industri terus dilakukan. Sebanyak 421 SMK menjadi lembaga sertifikasi profesi pihak satu, 6 Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan (PPPPTK) telah menjadi LSP pihak dua. Dan saat ini terdapat 1.304 lembaga kursus menjadi tempat uji komperensi,” katanya.

Sumber : pikiran-rakyat

Artikel ini memiliki

0 Komentar

Beri Komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.